RENTAL FORKLIFT TANGERANG (081213510099 - 087784802340)
Buka : 24 JamContact : Hery
Telephone : 087784802340 - 081213510099
Chat WA : https://bit.ly/2snxwEv
E-mail : hery@rentalforklift.co.id
Website : www.rentalforklift.co.id
Rental Forklift Tangerang (081213510099 -
087784802340) Melayani Sewa Forklift 2,5 Ton, 3 Ton, 5 Ton, 10 Ton, 15 Ton ke Daerah tangerang, neglasari, sepatan, cengkareng, kalideres, bsd, cisauk, gunung sindur, kota tangerang, tangerang selatan, karawaci, serpong, sumarecon, bintaro, alam sutera, taman tekno, muncul, puspitek, legok, pamulang, ciledug, parung serab, pamulang, ciputat, pagedangan, babakan, ciater, victor, benda, pondok petir, poris, cikokol, cipondoh, cigaten, gading serpong, ceger, pondok aren. Apakah anda memerlukan rental forklift untuk 1 hari atau tahunan....?? SUKATI RENTAL FORKLIFT di TANGERANG (081213510099) memiliki solusi untuk anda. Dengan armada rental forklift terbesar di Tangerang Selatan, Kami dapat mengcover kebutuhan rental forklift harian sesuai dengan kebutuhan rental anda. Rental Forklift menjadi pilihan yang terbaik apabila anda mengharapkan aktivitas bisnis yang terus meningkat atau bila anda memerlukan forklift dengan spesifikasi yang khusus bisnis anda.
Setiap pekerjaan pemindahan barang yang menggunakan forklift memerlukan spesifikasi tertentu. Menyewa forklift adalah pilihan terbaik untuk mengatasi berbagai keperluan yang menggunakannya sebagai alat bantu. Kami menawarkan Forklift Diesel Counter Balance untuk berbagai macam keperluan pekerjaan anda.
Rental Forklift Tangerang - (087784802340) - 24 Jam
Penyewaan Rental Forklift kami di Tangerang saat ini memiliki beberapa unit forklift yang mulai dari kapasitas 2,5 Ton hingga 15 Ton dari berbagai merk dengan panjang fork forklift 1.8 m untuk keperluan anda dan dengan harga sewa forklift yang terjangkau dan operator yang berpengalaman siap membantu kebutuhan usaha anda. Wilayah kerja rental forklift kami terutama berada di wilayah Tangerang Selatan dan sekitarnya meliputi wilayah : Tangerang, Jatake, Mauk, Alam Sutra, Bintaro, BSD, Sumarecon Gading Serpong, Legok, Bizhub, Gunung Sindur, Parung, Sawangan, Ciputat, Pamulang, dan daerah-daerah lain disekitarnya.
Jual-Beli dan Rental Forklift Tangerang (081289718175) 8:00 - 17:00
Buka : 24 Jam
Contact : Hery
Telephone : 087784802340 - 081213510099
E-mail : hery@rentalforklift.co.id
Website : www.rentalforklift.co.id
Gambar Pekerjaan Forklift 01 :
FORKLIFT 3 TON THREE LIFT SEDANG MENGANGKAT MESIN DIGITAL PRINTING KE LANTAI 2 DI TANGERANG |
LAYANAN
Kami meyediakan forklift mulai dari kapasitas 1 hingga 20 ton baik bensin maupun solar, automatic maupun manual, LPG, electric /battery (reach truck maupun counter balance). Ketinggian Mast/ Tiang Forklift bervariasi mulai 3 meter sampai 12 meter. Untuk kontrak di atas 15 bulan kami dapat menyediakan unit baru berbagai merek :
A. Toyota, Komatsu, Mitsubishi, Caterpillar,TCM, Yale
B. Doosan, Hyundai
C. Heli, EP, HC, GC Power
RENTAL HARIAN
Kami melayani kebutuhan bongkar muat (loading/unloading) anda di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dengan biaya yang flexible dan terjangkau.
K ami memiliki forklift dengan kapasitas 2.5 hingga 10 ton dengan tinggi mast / jangkauan garpu dari 3 hingga 5 meter.
Kami melayani bongkar muat untuk truk losbak, colt diesel, tronton, maupun container.
Mengangkat dan menurunkan container 20 feet atau 40 feet.
Mengangkat dan menurunkan Genset, Mesin bubut, Mesin Pond, Mesin Cetak, Travo, Kabel , besi H beam, wire mesh dan lain-lain.
RENTAL BULANAN
Kami melayani kebutuhan anda akan alat bongkar muat maupun proyek konstruksi dengan kontrak bulanan. Dengan rental bulanan ini anda memiliki keuntungan:
- Adanya kepastian ketersediaan Alat selama project berlangsung
- Sudah termasuk operator.
- Sudah termasuk biaya perawatan rutin.
- Biaya per jam yang lebih murah.
Kami menyiapkan forklift dengan kapasitas 2.5 hingga 20 ton dengan berbagai merk.
KONTRAK JANGKA PANJANG
Bagi anda yang tidak ingin disibukkan dengan urusan pengadaan, perawatan maupun SDM (operator Forklift), anda dapat memilih opsi kontrak jangka panjang (minimal 15 bulan), dengan kontrak ini anda akan memiliki keuntungan:
- Forklift selalu dalam kondisi prima, karena kami akan memberikan unit baru (brand new)
- Feature Forklift sesuai dengan kebutuhan anda : kapasitas, bahan bakar (solar, bensin, gas), tinggi mast, ban (solid / pneumatic), engine (manual , automatic)
- Perawatan rutin dan pergantian spare part menjadi tanggung jawab kami.
- Adanya opsi dengan atau tanpa operator.
- Pembayaran bulanan.
Bagi yang membutuhkan dapat menghubungi kami di:
081213510099 - 087784802340
Kota Tangerang adalah sebuah kota yang terletak di Tatar Pasundan Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini terletak tepat di sebelah barat ibu kota negara Indonesia, Jakarta. Kota Tangerang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang di sebelah utara dan barat, Kota Tangerang Selatan di sebelah selatan, serta Daerah Khusus Ibukota Jakarta di sebelah timur. Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten serta ketiga terbesar di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta dan Bekasi di provinsi Jawa Barat dan dilalui oleh Jalan Nasional Rute 1 .
Daftar isi
Sejarah
Asal-usul Tangerang disebut juga sebagai Kota "Benteng"
Kemudian dalam Dag Register tertanggal 20 Desember 1668 diberitakan bahwa Sultan Banten telah mengangkat Raden Sena Pati dan Kyai Demang sebagai penguasa di daerah baru tersebut. Karena dicurigai akan merebut kerajaan, Raden Sena Pati dan Kyai Demang dipecat oleh Sultan. Sebagai gantinya diangkat Pangeran Dipati lainnya. Atas pemecatan tersebut Ki Demang sakit hati. Kemudian tindakan selanjutnya ia mengadu domba antara Banten dan VOC. Tetapi ia terbunuh di Kademangan.
Dalam arsip VOC selanjutnya, yaitu dalam Dag Register tertanggal 4 Maret 1680 menjelaskan bahwa penguasa Tangerang pada waktu itu adalah Kyai Dipati Soera Dielaga. Kyai Soeradilaga dan putranya Subraja minta perlindungan VOC dengan diikuti 143 pengiring dan tentaranya (keterangan ini terdapat dalam Dag Register tanggal 2 Juli 1682). Ia dan pengiringnya ketika itu diberi tempat di sebelah timur sungai, berbatasan dengan pagar VOC.
Ketika bertempur dengan Banten, Soeradilaga beserta ahli perangnya berhasil memukul mundur pasukan Banten. Atas jasa keunggulannya itu kemudian ia diberi gelar kehormatan Raden Aria Suryamanggala, sedangkan Pangerang Subraja diberi gelar Kyai Dipati Soetadilaga. Selanjutnya Raden Aria Soetadilaga diangkat menjadi Bupati Tangerang I dengan wilayah meliputi antara sungai Angke dan Cisadane. Gelar yang digunakannya adalah Aria Soetidilaga I.
Kemudian dengan perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 17 April 1684, Tangerang menjadi daerah kekuasaan VOC. Banten tidak mempunyai hak untuk campur tangan dalam mengatur tata pemerintahan di Tangerang. Salah satu pasal dari perjanjian tersebut berbunyi: Dan harus diketahui dengan pasti sejauh mana batas-batas daerah kekuasaan yang sejak masa lalu telah dimaklumi maka akan tetap ditentukan yaitu daerah yang dibatasi oleh sungai Untung Jawa atau Tangerang dari pantai Laut Jawa hingga pegunungan-pegunungan sejauh aliran sungai tersebut dengan kelokan-kelokannya dan kemudian menurut garis lurus dari daerah Selatan hingga utara sampai Laut Selatan. Bahwa semua tanah disepanjang Untung Jawa atau Tangerang akan menjadi milik atau ditempati VOC.
Dengan adanya perjanjian tersebut daerah kekuasaan bupati bertambah luas sampai sebelah barat sungai Tangerang. Untuk mengawasi Tangerang maka dipandang perlu menambah pos-pos penjagaan di sepanjang perbatasan sungai Tangerang, karena orang-orang Banten selalu melakukan penyerangan secara tiba-tiba. Menurut peta yang dibuat pada tahun 1692, pos yang paling tua terletak di muara sungai Mookervaart, tepatnya disebelah utara Kampung Baru. Namun kemudian ketika didirikan pos yang baru, bergeserlah letaknya ke sebelah Selatan atau tepatnya di muara sungai Tangerang.
Menurut arsip Gewone Resolutie Van hat Casteel Batavia tanggal 3 April 1705 ada rencana merobohkan bangunan-bangunan dalam pos karena hanya berdinding bambu. Kemudian bangunannya diusulkan diganti dengan tembok. Gubernur Jenderal Zwaardeczon sangat menyetujui usulan tersbut, bahkan diinstruksikan untuk membuat pagar tembok mengelilingi bangunan-bangunan dalam pos penjagaan. Hal ini dimaksudkan agar orang Banten tidak dapat melakukan penyerangan. Benteng baru yang akan dibangun untuk ditempati itu direncanakan punya ketebalan dinding 20 kaki atau lebih. Disana akan ditempatkan 30 orang Eropa dibawah pimpinan seorang Vandrig (Peltu) dan 28 orang Makasar yang akan tinggal di luar benteng. Bahan dasar benteng adalah batu bata yang diperoleh dari Bupati Tangerang Aria Soetadilaga I.
Setelah benteng selesai dibangun personelnya menjadi 60 orang Eropa dan 30 orang hitam. Yang dikatakan orang hitam adalah orang-orang Makasar yang direkrut sebagai serdadu VOC. Benteng ini kemudian menjadi basis VOC dalam menghadapi pemberontakan dari Banten. Kemudian pada tahun 1801, diputuskan untuk memperbaiki dan memperkuat pos atau garnisun itu, dengan letak bangunan baru 60 roeden agak ke tenggara, tepatnya terletak disebelah timur Jalan Besar pal 17. Orang-orang pribumi pada waktu itu lebih mengenal bangunan ini dengan sebutan "Benteng". Sejak saat itu, Tangerang terkenal dengan sebutan Benteng. Benteng ini sejak tahun 1812 sudah tidak terawat lagi, bahkan menurut "Superintendant of Publik Building and Work" tanggal 6 Maret 1816 menyatakan: ...Benteng dan barak di Tangerang sekarang tidak terurus, tak seorangpun mau melihatnya lagi. Pintu dan jendela banyak yang rusak bahkan diambil orang untuk kepentingannya.
Perjuangan kemerdekaan
Pada Oktober 1945, Laskar Hitam, milisi muslim ekstrem didirikan di Tangerang. tujuan dari gerakan ini adalah untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. Gerakan ini kemudian menjadi bagian kelompok pemberontak DI/TII. Pada 31 Oktober 1945, Laskar Hitam menculik Oto Iskandardinata, Menteri Negara Republik Indonesia. Kemungkinan dibunuh di pantai Mauk, Tangerang pada 20 Desember 1945.Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia, ada kerusuhan ras di Tangerang. Kelompok anti etnis Tionghoa menyerang etnis Tionghoa di Tangerang karena mereka menganggap bahwa etnis Tionghoa mendukung pemerintah Belanda yang mencoba untuk kembali menguasai Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia
Sejak tahun 1981 hingga 1984, Bandara Internasional Soekarno-Hatta dibangun di Benda, Tangerang. Bandara terletak di Tangerang, namun disebut sebagai Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. Cengkareng adalah nama kecamatan di Jakarta Barat yang berdekatan dengan bandara.Pada Agustus 1996, Walmart, pengecer terbesar dari Amerika Serikat membuka cabang pertamanya di Indonesia di Lippo Karawaci, Tangerang. Sayangnya, cabang tersebut dijarah dan dibakar pada kerusuhan Mei 1998. Walmart menghentikan investasi mereka di Indonesia setelah kerusuhan.
Pemerintahan
Kepala daerah Kota Tangerang adalah seorang wali kota dan wakil wali kota yang dipilih langsung oleh warga Tangerang dalam pilkada setiap lima tahun sekali. Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang saat ini adalah Arief Rachadiono Wismansyah dan Sachrudin yang berasal dari Partai Demokrat setelah dipilih oleh rakyat kota Tangerang pada Pemilihan umum Wali Kota Tangerang 2013. Lembaga legislatif kota Tangerang adalah DPRD Kota Tangerang yang juga langsung dipilih rakyat Tangerang dalam pemilihan umum legislatif setiap lima tahun sekali bersamaan dengan pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD serentak secara nasional. DPRD Kota Tangerang bersidang di gedung DPRD kota yang memiliki 50 perwakilan dari 5 daerah pemilihan yang tersebar di seluruh kota Tangerang.TENTANG TANGERANG :
SEJARAH ASAL USUL NAMA TANGERANG
Ceritanya malam ini ngobrol bareng teman-teman kosan, gak sengaja membahas asal usul kota Pontianak yang katanya ada hubungannya dengan menangkap kuntilanak. Hoho,,itu menurut novel karya Tere Liye.Terus nyambung ke asal daerahnya Teman saya Tina, yaitu Sirampog, yang artinya mandi di ujung. Jadi kenapa Sirampog itu lokasinya di bukit yang paling tinggi di dataran Bumiayu
Naah, saya???
saya sama sekali gak ngerti kenapa wilayah saya dibesarkan, dinamakan kota Tangerang, jadi saya langsung browsing tentang asal muasal kota Tangerang, tapi saya lupa tulis sumbernya..:((
*___*
Nama Tangerang menurut sumber berita tidak tertulis berasal dari kata “Tangeran”, kata “Tangeran” dalam bahasa Sunda memiliki arti “tanda”. Tangeran di sini berupa tugu yang didirikan sebagai tanda batas wilayah kekuasaan Banten dan VOC, pada waktu itu.
Tangeran tersebut berlokasi dibagian barat Sungai Cisadane (Kampung Grendeng atau tepatnya di ujung jalan Otto Iskandar Dinata sekarang). Tugu tersebut dibangun oleh Pangeran Soegiri, salah satu putra Sultan Ageng Tirtayasa.
Pada tugu tersebut tertulis prasasti dalam huruf Arab gundul dengan dialek Banten, yang isinya sebagai berikut :
Bismillah peget Ingkang Gusti
Diningsun juput parenah kala Sabtu
Ping Gasal Sapar Tahun Wau
Rengsena Perang nelek Nangeran
Bungas wetan Cipamugas kilen Cidurian
Sakebeh Angraksa Sitingsung Parahyang-Titi
Artinya terjemahan dalam bahasa Indonesia :
Dengan nama Allah tetap Maha Kuasa
Dari kami mengambil kesempatan pada hari Sabtu
Tanggal 5 Sapar Tahun Wau
Sesudah perang kita memancangkan Tugu
Untuk mempertahankan batas Timur Cipamugas
(Cisadane) dan Barat yaitu Cidurian
Semua menjaga tanah kaum Parahyang
Kemudian kata “Tangeran” berubah menjadi “Tangerang” disebabkan pengaruh ucapan dan dialek dari tentara kompeni yang berasal dari Makasar. Orang-orang Makasar tidak mengenal huruf mati, akhirnya kata “Tangeran” berubah menjadi “Tangerang”.
Menurut kajian buku “Sejarah Kabupaten Tangerang” yang diterbitkan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang bekerjasama dengan LPPM Unis Tangerang, daerah Tangerang sejak dulu telah mengenal pemerintahan. Cerita pemerintahan ini telah berkembang di masyarakat.
Cerita itu berawal dari tiga maulana yang diangkat oleh penguasa Banten pada waktu itu. Tiga Maulana kemudian mendirikan kota Tangerang itu adalah Yudhanegara, Wangsakara dan Santika. Pangkat ketiga Maulana tersebut adalah Aria.
Pemerintahan kemaulanaan yang menjadi pusat perlawanan terhadap penjajah di Tigaraksa (artinya pemimpin), mendirikan benteng, disepanjang tepi Sungai Cisadane. Kata “Benteng” ini kemudian menjadi sebutan kota Tangerang. Dalam pertempuran melawan VOC, maulana ini berturut-turut gugur satu persatu. Dengan gugurnya para maulana, maka berakhirlah pemerintahan kemaulanaan di Tangerang. Masyarakat mengangap pemerintahan kemaulanaan ini sebagai cikal bakal pemerintahan di Tangerang.
Untuk mengungkapkan asal-usul tangerang sebagai kota “Benteng”, diperlukan catatan yang menyangkut perjuangan. Menurut sari tulisan F. de Haan yang diambil dari arsip VOC,resolusi tanggal 1 Juni 1660 dilaporkan bahwa Sultan Banten telah membuat negeri besar yang terletak di sebelah barat sungai Untung Jawa, dan untuk mengisi negeri baru tersebut Sultan Banten telah memindahkan 5 sampai 6.000 penduduk.
Kemudian dalam Dag Register tertanggal 20 Desember 1668 diberitakan bahwa Sultan Banten telah mengangkat “Radin Sina Patij dan Keaij Daman” sebagai penguasa di daerah baru tersebut. Karena dicurigai akan merebut kerajaan, Raden Sena Pati dan Kyai Demang dipecat Sultan. Sebagai gantinya diangkat Pangeran Dipati lainnya. Atas pemecatan tersebut Ki Demang sakit hati. Kemudian tindakan selanjutnya ia mengadu domba antara Banten dan VOC. Tetapi ia terbunuh di Kademangan.
Dalam arsip VOC selanjutnya, yaitu dalam Dag Register tertanggal 4 Maret 1980 menjelaskan bahwa penguasa Tangerang pada waktu itu adalah ”Keaij Dipattij Soera Dielaga”. Kyai Soeradilaga dan putranya Subraja minta perlindungan kompeni dengan diikuti 143 pengiring dan tentaranya (keterangan ini terdapat dalam Dag Register tanggal 2 Juli 1982). Ia dan pengiringnya ketika itu diberi tempat di sebelah timur sungai, berbatasan dengan pagar kompeni.
Ketika bertempur dengan Banten, ia beserta ahli perangnya berhasil memukul mundur pasikan Banten. Atas jasa keunggulannya itu kemudian ia diberi gelar kehormatan Raden Aria Suryamanggala, sedangkan Pangerang Subraja diberi gelar Kyai Dipati Soetadilaga. Selanjutnya Raden Aria Soetadilaga diangkat menjadi Bupati Tangerang I dengan wilayah meliputi antara sungai Angke dan Cisadane. Gelar yang digunakannya adalah Aria Soetidilaga I. Kemudian dengan perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 17 April 1684, Tangerang menjadi kekuasaan kompeni, Banten tidak mempunyai hak untuk campur tangan dalam mengatur tata pemerintahan di Tangerang. Salah satu pasal dari perjanjian tersebut berbunyi: ”Dan harus diketahui dengan pasti sejauh mana batas-batas daerah kekuasaan yang sejak masa lalu telah dimaklumi maka akan tetap ditentukan yaitu daerah yang dibatasi oleh sungai Untung Jawa atau Tangerang dari pantai Laut Jawa hingga pegunungan-pegunungan sejauh aliran sungai tersebut dengan kelokan-kelokannya dan kemudian menurut garis lurus dari daerah Selatan hingga utara sampai Laut Selatan. Bahwa semua tanah disepanjang Untung Jawa atau Tangerang akan menjadi milik atau ditempati kompeni”
Dengan adanya perjanjian tersebut daerah kekuasaan bupati bertambah luas sampai sebelah barat sungai Tangerang. Untuk mengawasi Tangerang maka dipandang perlu menambah pos-pos penjagaan di sepanjang perbatasan sungai Tangerang, karena orang-orang Banten selalu menekan penyerangan secara tiba-tiba. Menurut peta yang dibuat tahun 1962, pos yang paling tua terletak di muara sungai Mookervaart, tepatnya disebelah utara Kampung Baru. Namun kemudian ketika didirikan pos yang baru, bergeserlah letaknya ke sebelah Selatan atau tepatnya di muara sungai Tangerang.
Menurut arsip Gewone Resolutie Van hat Casteel Batavia tanggal 3 April 1705 ada rencana merobohkan bangunan-bangunan dalam pos karena hanya berdinding bambu. Kemudian bangunannya diusulkan diganti dengan tembok. Gubernur Jenderal Zwaardeczon sangat menyetujui usulan tersbut, bahkan diinstruksikan untuk membuat pagar tembok mengelilingi bangunan-bangunan dalam pos penjagaan. Hal ini dimaksudkan agar orang Banten tidak dapat melakukan penyerangan. Benteng baru yang akan dibangun untuk ditempati itu direncanakan punya ketebalan dinding 20 kaki atau lebih. Disana akan ditempatkan 30 orang Eropa dibawah pimpinan seorang Vandrig(Peltu) dan 28 orang Makasar yang akan tinggal diluar benteng. Bahan dasar benteng adalah batu bata yang diperoleh dari Bupati Tangerang Aria Soetadilaga I.
Setelah benteng selesai dibangun personilnya menjadi 60 orang Eropa dan 30 orang hitam. Yang dikatakan orang hitam adalah orang-orang Makasar yang direkrut sebagai serdadu kompeni. Benteng ini kemudian menjadi basis kompeni dalam menghadapi pemberontakan dari Banten. Kemudian pada tahun 1801, diputuskan untuk memperbaiki dan memperkuat pos atau garnisun itu, dengan letak bangunan baru 60 roeden agak ke tenggara, tepatnya terletak disebelah timur Jalan Besar pal 17. Orang-orang pribumi pada waktu itu lebih mengenal bangunan ini dengan sebutan ”Benteng”. Sejak itu, Tangerang terkenal dengan sebutan Benteng. Benteng ini sejak tahun 1812 sudah tidak terawat lagi, bahkan menurut ”Superintendant of Publik Building and Work” tanggal 6 Maret 1816 menyatakan: ”...Benteng dan barak di Tangerang sekarang tidak terurus, tak seorangpun mau melihatnya lagi. Pintu dan jendela banyak yang rusak bahkan diambil orang untuk kepentingannya”
Kabupaten Tangerang sejak ratusan tahun lalu sudah menjadi daerah perlintasan perniagaan, perhubungan sosial dan interaksi antardaerah lain. Hal ini, disebabkan letak daerah ini yang berada di dua poros pusat perniagaan Jakarta - Banten.
Berdasarkan catatan sejarah, daerah ini sarat dengan konflik kepentingan perniagaan dan kekuasaan wilayah antara Kesultanan Banten dengan Penjajah Belanda.
Secara tutur-tinular, masa pemerintahan pertama secara sistematis yang bisa diungkapkan di daerah dataran ini, adalah saat Kesultanan Banten yang terus terdesak agresi penjajah Belanda lalu mengutus tiga maulananya yang berpangkat aria untuk membuat perkampungan pertahanan di Tangerang.
Ketiga maulana itu adalah Maulana Yudanegara, Wangsakerta dan Santika. Konon, basis pertahanan merka berada di garis pertahanan ideal yang kini disebut kawasan Tigaraksa dan membentuk suatu pemerintahan. Sebab itu, di legenda rakyat cikal-bakal Kabupaten Tangerang adalah Tigaraksasa [sebutan Tigaraksasa, diambil dari sebutan kehormatan kepada tiga maulana sebagai tiga pimpinan = tiangtiga = Tigaraksa].
Pemerintahan ketiga maulana ini, pada akhirnya dapat ditumbangkan dan seluruh wilayah pemerintahannya dikuasai Belanda, berdasar catatan sejarah terjadi tahun 1684. Berdasar catatan pada masa ini pun, lahir sebutan kota Tangerang. Sebutan Tangerang lahir ketika Pangeran Soegri, salah seorang putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten membangun tugu prasasti di bagian barat Sungai Cisadane [diyakini di kampung Gerendeng, kini].
Tugu itu disebut masyarakat waktu itu dengan Tangerang [bahasa Sunda=tanda] memuat prasasti dalam bahasa Arab Gundul Jawa Kuno, "Bismillah peget Ingkang Gusti/Diningsun juput parenah kala Sabtu/Ping Gangsal Sapar Tahun Wau/ Rengsenaperang netek Nangeran/Bungas wetan Cipamugas kilen Cidurian/Sakabeh Angraksa Sitingsun Parahyang"
Arti tulisan prasasti itu adalah: "Dengan nama Allah tetap Yang Maha Kuasa/Dari kami mengambil kesempatan pada hari Sabtu/Tanggal 5 Sapar Tahun Wau/Sesudah perang kita memancangkan tugu/Untuk mempertahankan batas timur Cipamugas [Cisadane] dan barat Cidurian/ Semua menjaga tanah kaum Parahyang"
Diperkirakan sebutan Tangeran, lalu lama-kelamaan berubah sebutan menjadi Tangerang.
Desakan pasukan Belanda semakin menjadi-jadi di Banten sehingga memaksa dibuatnya perjanjian antar kedua belah pihak pada 17 April 1684 yang menjadikan daerah Tangerang seluruhnya masuk kekuasaan Penjajah Belanda. Sebagai wujud kekuasaannya, Belanda pun membentuk pemerintahan kabupaten yang lepas dari Banten dengan dibawah pimpinan seorang bupati.
Para bupati yang sempat memimpin Kabupaten Tangerang periode tahun 1682 - 1809 adalah Kyai Aria Soetadilaga I-VII. Setelah keturunan Aria Soetadilaga dinilai tak mampu lagi memerintah kabupaten Tangerang dengan baik, akhirnya penjajah Belanda menghapus pemerintahan di daerah ini dan memindahkan pusat pemerintahan ke Jakarta.
Lalu, dibuat kebijakan sebagian tanah di daerah itu dijual kepada orang-orang kaya di Jakarta, sebagian besarnya adalah orang-orang Cina kaya sehingga lahir masa tuan tanah di Tangerang.
Pada 8 Maret 1942, Pemerintahan Penjajah Belanda berakhir di gantikan Pemerintahan Penjajah Jepang. Namun terjadi serangan sekutu yang mendesak Jepang di berbagai tempat, sebab itu Pemerintahan Militer Jepang mulai memikirkan pengerahan pemuda-pemuda Indonesia guna membantu usaha pertahanan mereka sejak kekalahan armadanya di dekat Mid-way dan Kepulauan Solomon.
Kemudian pada tanggal 29 April 1943 dibentuklah beberapa organisasi militer, diantaranya yang terpenting ialah Keibodan [barisan bantu polisi] dan Seinendan [barisan pemuda]. Disusul pemindahan kedudukan Pemerintahan Jakarta Ken ke Tangerang dipimpin oleh Kentyo M Atik Soeardi dengan pangkat Tihoo Nito Gyoosieken atas perintah Gubernur Djawa Madoera. Adapun Tangerang pada waktu itu masih berstatus Gun atau kewedanan berstatus ken (kabupaten).
Berdasar Kan Po No. 34/2604 yang menyangkut pemindahan Jakarta Ken Yaskusyo ke Tangerang, maka Panitia Hari Jadi Kabupaten Tangerang menetapkan terbentuknya pemerintahan di Kabupaten Tangerang. Sebab itu , kelahiran pemerintahan daerah ini adalah pada tanggal 27 Desember 1943. Selanjutnya penetapan ini dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Tangerang Nomor 18 Tahun 1984 tertanggal 25 Oktober 1984.
Dalam masa-masa proklamasi, telah terjadi beberpa peristiwa besar yang melibatkan tentara dan rakyat Kabupaten Tangerang dengan pasukan Jepang dan Belanda, yaitu Pertempuran Lengkong dan Pertempuran Serpong.
Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Tangerang sebagai daerah lintasan dan berdekatan dengan Ibukota Negara Jakarta melesat pesat. Apalagi setelah diterbitkannya Inpres No.13 Tahun 1976 tentang pengembangan Jabotabek, di mana kabupaten Tangerang menjadi daerah penyanggah DKI Jakarta.
Tanggal 28 Pebruari 1993 terbit UU No. 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kota Tangerang. Berdasarkan UU ini wilayah Kota Administratif Tangerang dibentuk menjadi daerah otonomi Kota Tangerang, yang lepas dari Kabupaten Tangerang. Berkaitan itu terbit pula Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1995 tentang pemindahan Ibukota Kabupaten Dati II Tangerang dari Wilayah Kotamadya Dati II Tangerang ke Kecamatan Tigaraksa.
Akhirnya, pada awal tahun 2000, pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang pun di pindahkan Bupati H. Agus Djunara ke Ibukota Tigaraksa. Pemindahan ini dinilai strategis dalam upaya memajukan daerah karena bertepatan dengan penerapan otonomi daerah, diberlakukannya perimbangan keuangan pusat dan daerah, adanya revisi pajak dan retribusi daerah, serta terbentuknya Propinsi Banten.
Daftar kecamatan
Nama Kabupaten: Tangerang Kode Wilayah: 36.03 Ibukota: Tigaraksa Propinsi: Banten 1. Balaraja Tangerang Banten - 2. Cikupa Tangerang Banten - 3. Ciputat Tangerang Banten - 4. Ciputat Timur Tangerang Banten - 5. Cisauk Tangerang Banten - 6. Cisoka Tangerang Banten - 7. Curug Tangerang Banten - 8. Gunung Kaler Tangerang Banten - 9. Jambe Tangerang Banten - 10. Jayanti Tangerang Banten - 11. Kelapa Dua Tangerang Banten - 12. Kemiri Tangerang Banten - 13. Kosambi Tangerang Banten - 14. Kresek Tangerang Banten - 15. Kronjo Tangerang Banten - 16. Legok Tangerang Banten - 17. Mauk Tangerang Banten - 18. Mekar Baru Tangerang Banten - 19. Pagedangan Tangerang Banten - 20. Pakuhaji Tangerang Banten - 21. Pamulang Tangerang Banten - 22. Panongan Tangerang Banten - 23. Pasar Kemis Tangerang Banten - 24. Pondok Aren Tangerang Banten - 25. Rajeg Tangerang Banten - 26. Sepatan Tangerang Banten - 27. Sepatan Timur Tangerang Banten - 28. Serpong Tangerang Banten - 29. Serpong Utara Tangerang Banten - 30. Setu Tangerang Banten - 31. Sindang Jaya Tangerang Banten - 32. Solear Tangerang Banten - 33. Sukadiri Tangerang Banten - 34. Sukamulya Tangerang Banten - 35. Teluknaga Tangerang Banten - 36. Tigaraksa Tangerang Banten -Kabupaten Tangerang terbagi menjadi 29 kecamatan, yaitu:
- Balaraja
- Cikupa
- Cisauk
- Cisoka
- Curug
- Gunungkaler
- Jambe
- Jayanti
- Kelapa Dua
- Kemiri
- Kosambi
- Kresek
- Kronjo
- Legok
- Mauk
- Mekarbaru
- Pagedangan
- Pakuhaji
- Panongan
- Pasarkemis
- Rajeg
- Sepatan
- Sepatan Timur
- Sindang Jaya
- Solear
- Sukadiri
- Sukamulya
- Teluknaga
- Tigaraksa
Pemekaran kecamatan
Sampai tahun 2012, Kabupaten Tangerang mempunyai 29 kecamatan yang sebagian besarnya merupakan kecamatan yang dimekarkan dari kecamatan induk.Tahun 2005 (sebelum dimekarkan)
Pada tahun 2005 kabupaten ini hanya terdiri dari 19 kecamatan, yaitu:- Kecamatan Curug
- Kecamatan Cikupa
- Kecamatan Legok
- Kecamatan Tigaraksa
- Kecamatan Cisoka
- Kecamatan Sepatan
- Kecamatan Pakuhaji
- Kecamatan Kosambi
- Kecamatan Teluknaga
- Kecamatan Mauk
- Kecamatan Pasar Kemis
- Kecamatan Rajeg
- Kecamatan Serpong
- Kecamatan Ciputat
- Kecamatan Pamulang
- Kecamatan Pondok Aren
- Kecamatan Balaraja
- Kecamatan Kresek
- Kecamatan Kronjo
Tahun 2008 (setelah dimekarkan)
Pada tahun 2008, 7 kecamatan dipisahkan dari Kabupaten Tangerang membentuk kota otonom Kota Tangerang Selatan, sehingga kecamatan di Kabupaten Tangerang hanya tersisa 15 kecamatan. Selain itu dilakukan pula pemekaran kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang. Adapun kecamatan baru yang dimekarkan dari kecamatan induk adalah sebagai berikut:- Kecamatan Panongan (dimekarkan dari Kecamatan Cikupa)
- Kecamatan Kelapa Dua (merupakan penyesuaian dari sebagian wilayah Kecamatan Curug, Legok, dan Pagedangan yang dipisah menjadi suatu kecamatan)
- Kecamatan Solear (dimekarkan dari Kecamatan Cisoka)
- Kecamatan Jambe (dimekarkan dari Kecamatan Tigaraksa)
- Kecamatan Sepatan Timur (dimekarkan dari Kecamatan Sepatan)
- Kecamatan Kemiri (dimekarkan dari Kecamatan Mauk)
- Kecamatan Sukadiri (dimekarkan dari Kecamatan Mauk)
- Kecamatan Sindang Jaya (dimekarkan dari Kecamatan Pasar Kemis)
- Kecamatan Cisauk (dimekarkan dari Kecamatan Serpong)
- Kecamatan Mekarbaru (dimekarkan dari Kecamatan Kronjo)
- Kecamatan Gunung Kaler (dimekarkan dari Kecamatan Kresek)
- Kecamatan Sukamulya (dimekarkan dari Kecamatan Balaraja)
- Kecamatan Jayanti (merupakan penyesuaian dari sebagian wilayah Kecamatan Cisoka, Balaraja, dan Kresek yang dipisah menjadi suatu kecamatan)
- Kecamatan Pagedangan (merupakan penyesuaian dari sebagian wilayah Kecamatan Legok dan Serpong yang dipisah menjadi suatu kecamatan)
Ciracas.
Terdapat beberapa daerah penting lain di Banten selain yang berstatus tidak sebagai kota otonom:
- Anyer, Kabupaten Serang
- Balaraja, Kabupaten Tangerang
- Bojonegara, Kabupaten Serang
- Karawaci Kota Tangerang
- Labuan, Kabupaten Pandeglang
- Merak, Kota Cilegon
- Pamulang Kota Tangerang Selatan
- Serpong, Kota Tangerang Selatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar